Gula Darah Keluarga - Hiperglikemia
merupakan kebalikan dari hipoglikemia dimana seseorang memiliki kadar
gula darah yang tinggi karena peningkatan kadar gula darah menyebabkan
tekanan osmotik darah meningkat. Kadar gula darah yang semakin tinggi
akan merusak jaringan tubuh dan menimbulkan komplikasi terhadap pembuluh
darah. Dalam keadaan seperti itu, air dapat ditarik keluar dari
jaringan. Hal ini dapat menyebabkan ketidakseimbangan elektrolit dan
dehidrasi. Jika seseorang mengalami dehidrasi dan memiliki
hiperglikemia, seseorang dapat menderita koma diabetik. Keadaan tidak
sadar yang disebabkan oleh tingkat gula darah yang sangat tinggi atau
rendah disebut sebagai koma diabetik.
Kondisi hiperglikemia terjadi karena ketidakmampuan tubuh untuk
menghasilkan jumlah insulin yang cukup. Dalam keadaan seperti itu, tubuh
membakar lemak untuk mendapat energi. Hiperglikemia mengacu pada
tingkat keton yang tinggi dalam darah dan urin. Jika pasien mengalami
kelelahan fisik dan dehidrasi bersama dengan hiperglikemia parah, dapat
menyebabkan ketoasidosis diabetik berkembang. Penderita diabetes melitus
selalu dikaitkan dengan hiperglikemia. Pengaturan metabolisme gula
darah oleh insulin melalui berbagai mekanisme kompleks yang efek
nettonya adalah peningkatan kadar glukosa dalam darah. Oleh karena itu,
penderita diabetes mellitus yang jumlah insulinnya tidak mencukupi atau
bekerja tidak efektif akan mengalami hiperglikemia.
Apabila
kadar gula darah diatas normal maka seseorang bisa dikatakan terkena
diabetes melitus. Diabetes melitus adalah gejala yang timbul pada
seseorang yang disebabkan karena peningkatan gula darah dalam tubuh
akibat kekurangan hormon insulin dalam tubuh. Hormon ini penting bagi
kita untuk mengendalikan bagaimana tubuh menggunakan karbohidrat dan
lemak yang ditemukan dalam makanan. Penyakit ini menduduki peringkat
keenam sebagai penyakit kematian pada kategori penyakit tidak menular,
data itu diperoleh dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada tahun
2010.
Seperti kita ketahui sebelumnya, level gula darah atau glukosa diatur oleh kinerja pankreas. Jika gula darah tinggi berarti terdapat gangguan pada fungsi pankreas untuk menghasilkan insulin. Kadar gula berlebih dalam tubuh kita dapat menyebabkan penyakit diabetes. Penderia diabetes atau kencing manis dituntut untuk bisa mengatur pola makan sebaik mungkin, baik dari segi jumlah, jadwal maupun dari kandungan gizi makanannya. Makanan karbohidrat yang kita konsumsi memiliki kadar gula berlebih. Ketika gula darah meningkat dalam tubuh maka tubuh akan melepas insulin yang membantu mengubah gula dalam darah lalu dimasukkan dalam sel tubuh yang dapat menjadi sumber energi tubuh.
Obesitas sering kali dikaitkan dengan penyakit diabetes melitus yang disebabkan kandungan gula darah berlebih pada tubuh. Untuk dapat mencegahnya penderita diabetes melitus dituntut untuk mengurangi kadar gula darah selain menagtur pola hidup sehat juga dianjurkan untuk mengkonsumsi makanan yang mengandung banyak serat.
Seperti kita ketahui sebelumnya, level gula darah atau glukosa diatur oleh kinerja pankreas. Jika gula darah tinggi berarti terdapat gangguan pada fungsi pankreas untuk menghasilkan insulin. Kadar gula berlebih dalam tubuh kita dapat menyebabkan penyakit diabetes. Penderia diabetes atau kencing manis dituntut untuk bisa mengatur pola makan sebaik mungkin, baik dari segi jumlah, jadwal maupun dari kandungan gizi makanannya. Makanan karbohidrat yang kita konsumsi memiliki kadar gula berlebih. Ketika gula darah meningkat dalam tubuh maka tubuh akan melepas insulin yang membantu mengubah gula dalam darah lalu dimasukkan dalam sel tubuh yang dapat menjadi sumber energi tubuh.
Obesitas sering kali dikaitkan dengan penyakit diabetes melitus yang disebabkan kandungan gula darah berlebih pada tubuh. Untuk dapat mencegahnya penderita diabetes melitus dituntut untuk mengurangi kadar gula darah selain menagtur pola hidup sehat juga dianjurkan untuk mengkonsumsi makanan yang mengandung banyak serat.
Mengetahui lebih dalam tentang diabetes melitus
alah
satu penyakit gula darah yang sering menyerang seseorang adalah
penyakit diabetes melitus. Penyakit diabetes melitus adalah penyakit yang
disebabkan karena ketidakmampuan tubuh untuk mengubah makanan menjadi
energi karena gangguan metabolisme yang terjadi dalam tubuh. Gangguan
ini biasanya kronis, yaitu terjadi hingga beberapa waktu yang lama Pada artikel ini kita akan membahas tipe penyakit diabetes melitus.
Apa saja tipe penyakit diabetes melitus?
Pada
dasarnya penyakit diabetes melitus dibagi menjadi tiga tipe yaitu
diabetes melitus tipe 1, diabetes melitus tipe 2 dan diabetes melitus
tipe 3 atau biasa disebut gestational diabetes. Berikut adalah
pengertian dari masing-masing tipe penyakit diabetes melitus:
- Diabetes tipe 1 adalah penyakit autoimun yang menyebabkan pankreas seseorang berhenti memproduksi insullin. Insulin adalah hormon yang mengubah gula dari makanan menjadi energi.Diabetes tipe 1 terjadi ketika antibodi jahat dari dalam tubuh menyerang dan mengahncurkan sel-sel yang memproduksi insulin didalam pankreas , sel tersebut bernama beta cell. Penyebab dari kelainan imun itu sendiri tidak diketahui dalam dunia kedokteran, akan tetapi bisa dosebabkan oleh genetik atau infeksi. Penderita diabetes tipe 1 ini sangat tergantung dengan insulin dari luar. Untuk kelangsungan hidupnya, penderita harus mendapatkan suntikan hormon insulin secara rutin dan terjadwal. Oleh karena itulah tipe 1 ini juga dinamakan dengan Insuline Dependent Diabetic Mellitus atau IDDM.
- Diabetes tipe 2 adalah kondisi dimana tubuh pasien tidak cukup menerima insulin atau karena resistansi insulin, sehingga menyebabkan kadar gula dalam darah menjadi tinggi. Diabetes tipe 2 adalah penyakit diabetes yang umum terjadi dari keseluruhan kasus , 90% penderita terkena penyakit diabetes melitus tipe 2.Ketidakmampuan tubuh dalam memanfaatkan hormon insulin seringnya dikarenakan sel-sel tubuh bersaing berat dangan sel-sel lemak dalam tubuh. Hormon insulin banyak dihisap oleh sel-sel lemak yang menumpuk dalam tubuh. Oleh karena itulah, tipe 2 ini lebih banyak menyerang pada orang-orang yang memiliki pola hidup dan pola makan yang jelek sehingga terjadi penimbunan lemak atau kegemukan.
- Gestational diabetes, adalah kondisi gula darah yang tinggi yang terjadi pada masa kehamilan, terjadi pada orang yang tidak menderita diabetes. Umunnya akan kembali normal setelah masa kehamilan.
Meskipun penyakit diabetes mellitus atau gula darah tinggi termasuk
salah satu penyakit kronik yang tidak menyebabkan kematian secara
langsung namun bisa berakibat fatal jika tidak dikelola dengan baik.
Pengelolaan diabetes mellitus membutuhkan penanganan yang multidisiplin
mencakup terapi obat dan non obat.
Dalam pengelolaan guladarah tinggi, langkah pertama yang harus dilakukan
adalah pengelolaan tanpa obat yaitu berupa diet dan olahraga. Apabila
langkah pertama ini belum mencapai hasil yang memuaskan maka dapat
dikombinasikan dengan langkah farmokologis berupa terapi insulin atau
terapi obat hipoglikemik oral atau kombinasi keduanya.
Faktor Terjadinya Diabetes
Penyakit diabetes terjadi karena banyak faktor, diantaranya faktor genetik (keturunan), faktor lingkungan, sampai gaya hidup sehari - hari (dari
mulai primer, sekunder, sampai dengan tersier). Pada dasarnya, penyakit
diabetes disebabkan adanya kelainan dalam jumlah dan kinerja hormon
insulin. Gangguan pada hormon tersebut dapat mempengaruhi hampir semua
proses metabolisme di dalam tubuh. Setidaknya ada beberapa hal yang
menyebabkan terjadinya penyakit diabetes, yaitu :
- Faktor Genetik atau Keturunan
Penyakit diabetes merupakan penyakit yang cenderung diturunkan bukan
ditularkan. Jika kedua orangtua positif menderita diabetes, peluang
anaknya menderita diabetes sebesar 83 %. Jika hanya salah satu dari
orangtua positif menderita diabetes, peluang anaknya menderita diabetes
sebesar 52 %. Sementara itu, jika kedua orangtuanya negatif menderita
diabetes, peluang anaknya menderita diabetes sebesar 15 %.
- Virus Dan Bakteri
Virus dan bakteri juga sebagai salah satu faktor terjadinya diabetes.
Misalnya, virus rubela, mumps, dan human coxsackievirus B4. Melalui
infeksi sitolitik dalam sel beta, virus ini akan merusak sel. Selain
itu, virus ini juga dapat menyerang melalui infeksi auto-imunitas yang
menghilangkan autoimun dalam sel bete.
- Terlalu Banyak Mengkonsumsi Kabohidrat atau Gula
Saat ini, semakin banyak macam makanan yang mengandung gula, seperti
berbagai macam kue, makanan ringan, minuman, es krim, permen dan aneka
makanan lainnya. Tanpa kita sadari makanan dan minuman tersebut akan
mengandung bahaya bagi tubuh kita, jika dikonsumsi dalam jumlah banyak
dan secara terus menerus. Makanan tersebut harus dihindari karena kadar
gulanya cukup tinggi.
- Kurang Tidur
Jika kualitas tidur kurang baik, metabolisme tubuh dan sistem kekebalan
tubuh bisa terganggu sehinghga mudah terserang penyakit. Para ahli
menyatakan bahwa kurang tidur selama hari dapat menurunkan kemampuan
tubuh untuk memproses glukosa. Kurang tidur juga dapat merangsang
sejenis hormon dalam darah yang memicu nafsu makan. Munculnya nafsu
makan tersebut akan mendorong penderita gangguan tidur untuk menyantap
makanan berkalori tinggi yang membuat kadar gula darah naik.
- Rokok, Soda, dan Minuman Beralkohol
Rokok mengandung zat nornikotin, yakni salah satu zat yang mudah menguap
(volatil). Keberadaan zat nornikotin dalam tubuh dapat meningkatkan
diabetes. Perokok berat yang dapat menghabiskan 1 bungkus rokok perhari
beresiko terkena diabetes tiga kali lebih besar dibandingkan dengan
orang yang tidak merokok. Sama seperti rokok, kecenderungan meminum
minuman bersoda pun akan berpengaruh terhadap peningkatan bobot badan
dan resiko diabetes akan semakin tinggi. Para peneliti menyatakan bahwa
kenaikan resiko diabetes terjadi karena adanya kandungan pemanis yang
ada dalam minuman bersoda. Selain itu, minuman beralkohol juga salah
satu faktor pemicu diabetes. Alkohol dapat menyebabkan inflasi kronis di
pangkreas yang mengakibatkan produksi insulin mengalami gangguan.
Pengelolaan Gula Darah Tinggi (Diabetes Melitus)
1. Diet
Terapi pada penderita gula darah tinggi pada dasarnya bertujuan untuk
menurukan atau mengendalikan kadar gula darah. Diet ini dilakukan agar
penderita gula darah tinggi bisa mencegah atau paling tidak bisa menunda
terjadinya komplikasi akut maupun kronis. Bagi
penderita diabetes mellitus yang mengalami obesitas, diet adalah salah
satu cara yang bisa dilakukan untuk menurunkan resistensi insulin.
Penurunan berat badan akan meningkatkan pengambilan gula darah oleh sel
dan memeperbaiki pengendalian gula darah.
Diet yang baik merupakan kunci keberhasilan pengelolaan guladarah
tinggi. Diet yang dianjurkan adalah makanan dengan komposisi yang
seimbang dalam hal karbohidrat, protein dan lemaks esuai dengan
kecukupan gizi sebagai berikut:
- Karbohidrat 60 – 70%
- Protein 10 – 25%
- Lemak 20 – 25%
Jumlah kalori harus disesuaikan dengan pertumbuhan, status gizi, umur,
stress akut dan kegiatan fisik, yang pada dasarnya ditujukan untuk
mempertahankan berat badan ideal. Dari berbagai penelitian,oleh para
ahli penurunan berat badant erbukti ampuh mengurangi resistensi insulin
dan memperbaiki respon ssel-sel beta terhadap stimulasi gula darah.
Dalam salah satu penelitiand ilaporkan bahwa penurunan 5% berat badan
dapat mengurangi HbA1c sebanyak 0,6% (HbA1c adalah salah satu status
parameter diabetes mellitus). Selain itu, setiap kilogram penurunan
berat badan dihubungkan dengan 3-4 bulan tambahan waktu harapan hidup.
Selain jumlah kalori, yang perlu diperhatikan adalah pemilihan jenis
bahan makanan.Dalam hal ini masukan kolestrol tetap diperlukan.Namun
jangan melebihi 300 mg perhari. Sumber lemak diupayakan yang berasal
dari bahan nabati yang lebih banyak mengandung asam lemak.Adapun protein
sebaiknya diperoleh dari ikan, ayam terutama daging dada), tahu dan
tempe, karena tidak banyak mengandung lemak.
Masukan serat sangat penting bagi penderita gula darah tinggi, minimal
25 mg perhari.Makanan berserat selain akan menghambat penyerapan lemak,
makanan berserat juga dapat membantu mengatasi rasa lapar yang kerap
dirasakan penderita diabetes mellitus (gula darah tinggi). Disamping itu
makanan sumber serat seperti sayuran dan buah – buahan segar umumnya kaya akan vitamin mineral.
- Latihan fisik
Pengelolaan
diabetes mellitus bias berjalan lancar apabila antara diet dan latihan
fisik bisa seimbang. Latihan fisik yang dilakukan secara teratur setiap
hari akan memantau kerja insulin. Latihan fisik juga bisa membakar
kalori dalam tubuh sehingga dapat mencegah kegemukan dan juga sangat
baik untuk mengatasi adanya resistensi insulin bagi penderita diabetes yang terkena obesitas.
Meskipun latihan fisik ini baik bagi penderita gula darah tinggi
(diabetes), tapi penderita juga harus memperhatikan persediaan
insulin.Pastikan insulin didalam tubuh cukup. Hal ini karena, apabila
persediaan insulin didalam tubuh tidak mencukupi, maka latiha nfisik
yang dilakukan setiap hari justru akan memperburuk keadaan. Berikut ini
adalah beberapa kegunaan latihan fisik bagi penderita diabetes melitus
yaitu:
- Meningkatkan kepekaan insulin apabila dikerjakan setiap 1,5 jam sesudah makan dapat mengurangi resistensi insulin dan meningkatkan sensitivitas insulin pada reseptornya.
- Mencegah kegemukan apabila ditambah lagi pagi dan sore.
- Meningkatkan kadar kolestrol HDL yang merupakan faktor protektif untuk penyakit jantung coroner.
- Glikogen otot dan hati menjadi kurang, maka selama latihan akan dirangsang pembentukan glikogenbaru.
- Menurunkan total kolestrol dan trigliserida dalam darah, karena terjadi pembakaran asam lemak menjadi lebih baik.
Dengan pengelolaan tersebut apabila penderita gula darah tinggi
melakukannya secara rutin bukan tidak mungkin gula darah dapat
dikendalikan sehingga akan terhindar dari komplikasi penyakit diabetes.
Jadwal Pola Makan Bagi Penderita Diabetes
Jadwal
makan yang dianjurkan bagi penderita diabetes adalah enam kali makan
dalam sehari. Dengan ketentuan tiga kali makan besar dan tiga kali makan
ringan. Hal tersebut dimaksudkan agar lambung tidak kosong dan asupan
gula dalam tubuh tetap stabil, tidak melonjak drastis dan juga tidak
turun sangat rendah.Adapun jadwal makan yang dianjurkan untuk penderita
diabetes adalah setiap tiga jam sekali. Berikut ini adalah contoh
pengaturan jadwal makan penderita penyakit diabetes :
– Makan besar I (Sarapan pagi) : pukul 07.00
– Makan ringan I (Snack) : pukul 10.00
– Makan besar II (Makan siang) : pukul 13.00
– Makan ringan II (Snack) : pukul 16.00
– Makan besar III (Makan malam) : pukul 19.00
– Makan ringan III (Snack) : pukul 22.00
Jadwal makan diatas
dianjurkan untuk dilakukan tepat waktu mengingat penderita diabetes
memiliki kadar gula darah yang belum stabil. Hal ini dikhawatirkan
apabila terjadi keterlambatan atau makan tidak teratur maka akan terjadi penyakit gula darah rendah (hipoglikemia).
Adapun khasiat mengkudu penurun gula darah. Klik disini.
jangan khawatir ini di solusinya cara menurunkan darah tinggi
BalasHapus