Selasa, 06 Oktober 2015

Gula Darah Tinggi

Gula Darah Keluarga - Hiperglikemia merupakan kebalikan dari hipoglikemia dimana seseorang memiliki kadar gula darah yang tinggi karena peningkatan kadar gula darah menyebabkan tekanan osmotik darah meningkat. Kadar gula darah yang semakin tinggi akan merusak jaringan tubuh dan menimbulkan komplikasi terhadap pembuluh darah.  Dalam keadaan seperti itu, air dapat ditarik keluar dari jaringan. Hal ini dapat menyebabkan ketidakseimbangan elektrolit dan dehidrasi. Jika seseorang mengalami dehidrasi dan memiliki hiperglikemia, seseorang  dapat menderita koma diabetik. Keadaan tidak sadar yang disebabkan oleh tingkat gula darah yang sangat tinggi atau rendah disebut sebagai koma diabetik.
Kondisi hiperglikemia terjadi karena ketidakmampuan tubuh untuk menghasilkan jumlah insulin yang cukup. Dalam keadaan seperti itu, tubuh membakar lemak untuk mendapat energi. Hiperglikemia mengacu pada tingkat keton yang tinggi dalam darah dan urin. Jika pasien mengalami kelelahan fisik dan dehidrasi bersama dengan hiperglikemia parah, dapat menyebabkan ketoasidosis diabetik berkembang. Penderita diabetes melitus selalu dikaitkan dengan hiperglikemia. Pengaturan metabolisme gula darah oleh insulin melalui berbagai mekanisme kompleks yang efek nettonya adalah peningkatan kadar glukosa dalam darah. Oleh karena itu, penderita diabetes mellitus yang jumlah insulinnya tidak mencukupi atau bekerja tidak efektif akan mengalami hiperglikemia. 

Apabila kadar gula darah diatas normal maka seseorang bisa dikatakan terkena diabetes melitus. Diabetes melitus adalah gejala yang timbul pada seseorang yang disebabkan karena peningkatan gula darah dalam tubuh akibat kekurangan hormon insulin dalam tubuh. Hormon ini penting bagi kita untuk mengendalikan bagaimana tubuh menggunakan karbohidrat dan lemak yang ditemukan dalam makanan. Penyakit ini menduduki peringkat keenam sebagai penyakit kematian pada kategori penyakit tidak menular, data itu diperoleh dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada tahun 2010.

Seperti kita ketahui sebelumnya, level gula darah atau glukosa diatur oleh kinerja pankreas. Jika gula darah tinggi berarti terdapat gangguan pada fungsi pankreas untuk menghasilkan insulin. Kadar gula berlebih dalam tubuh kita dapat menyebabkan penyakit diabetes. Penderia diabetes atau kencing manis dituntut untuk bisa mengatur pola makan sebaik mungkin, baik dari segi jumlah, jadwal maupun dari kandungan gizi makanannya. Makanan karbohidrat yang kita konsumsi memiliki kadar gula berlebih. Ketika gula darah meningkat dalam tubuh maka tubuh akan melepas insulin yang membantu mengubah gula dalam darah lalu dimasukkan dalam sel tubuh yang dapat menjadi sumber energi tubuh.

Obesitas sering kali dikaitkan dengan penyakit diabetes melitus yang disebabkan kandungan gula darah berlebih pada tubuh. Untuk dapat mencegahnya penderita diabetes melitus dituntut untuk mengurangi kadar gula darah selain menagtur pola hidup sehat juga dianjurkan untuk mengkonsumsi makanan yang mengandung banyak serat.

Mengetahui lebih dalam tentang diabetes melitus


alah satu penyakit gula darah yang sering menyerang seseorang adalah penyakit diabetes melitus. Penyakit diabetes melitus adalah penyakit yang disebabkan karena  ketidakmampuan tubuh untuk mengubah makanan menjadi energi karena gangguan metabolisme yang terjadi dalam tubuh. Gangguan ini biasanya kronis, yaitu terjadi hingga beberapa waktu yang lama Pada artikel ini kita akan membahas tipe penyakit diabetes melitus.




Apa saja tipe penyakit diabetes melitus?




Pada dasarnya penyakit diabetes melitus dibagi menjadi tiga tipe yaitu diabetes melitus tipe 1, diabetes melitus tipe 2 dan diabetes melitus tipe 3 atau  biasa disebut gestational diabetes. Berikut adalah pengertian dari masing-masing tipe penyakit diabetes melitus:


  • Diabetes tipe 1 adalah penyakit autoimun yang menyebabkan pankreas seseorang berhenti memproduksi insullin. Insulin adalah hormon yang mengubah gula dari makanan menjadi energi.Diabetes tipe 1 terjadi ketika antibodi jahat dari dalam tubuh menyerang dan mengahncurkan sel-sel yang memproduksi insulin didalam pankreas , sel tersebut bernama beta cell. Penyebab dari kelainan imun itu sendiri tidak diketahui dalam dunia kedokteran, akan tetapi bisa dosebabkan oleh genetik atau infeksi. Penderita diabetes tipe 1 ini sangat tergantung dengan insulin dari luar. Untuk kelangsungan hidupnya, penderita harus mendapatkan suntikan hormon insulin secara rutin dan terjadwal. Oleh karena itulah tipe 1 ini juga dinamakan dengan Insuline Dependent Diabetic Mellitus atau IDDM.
  • Diabetes tipe 2 adalah kondisi dimana tubuh pasien tidak cukup menerima insulin atau karena resistansi insulin, sehingga menyebabkan kadar gula dalam darah menjadi tinggi. Diabetes tipe 2 adalah penyakit diabetes yang umum terjadi dari keseluruhan kasus , 90% penderita terkena penyakit diabetes melitus tipe 2.Ketidakmampuan tubuh dalam memanfaatkan hormon insulin seringnya dikarenakan sel-sel tubuh bersaing berat dangan sel-sel lemak dalam tubuh. Hormon insulin banyak dihisap oleh sel-sel lemak yang menumpuk dalam tubuh. Oleh karena itulah, tipe 2 ini lebih banyak menyerang pada orang-orang yang memiliki pola hidup dan pola makan yang jelek sehingga terjadi penimbunan lemak atau kegemukan.
  • Gestational diabetes, adalah kondisi gula darah yang tinggi yang terjadi pada masa kehamilan, terjadi pada orang yang tidak menderita diabetes. Umunnya akan kembali normal setelah masa kehamilan. 
Meskipun penyakit diabetes mellitus atau gula darah tinggi termasuk salah satu penyakit kronik yang tidak menyebabkan kematian secara langsung namun bisa berakibat fatal jika tidak dikelola dengan baik. Pengelolaan diabetes mellitus membutuhkan penanganan yang multidisiplin mencakup terapi obat dan  non obat.
Dalam pengelolaan guladarah tinggi, langkah pertama yang harus dilakukan adalah pengelolaan tanpa obat yaitu berupa diet dan olahraga. Apabila langkah pertama ini belum mencapai hasil yang memuaskan maka dapat dikombinasikan dengan langkah farmokologis berupa terapi insulin atau terapi obat hipoglikemik oral atau kombinasi keduanya.

Faktor Terjadinya Diabetes

Penyakit diabetes terjadi karena banyak faktor, diantaranya faktor genetik (keturunan), faktor lingkungan, sampai gaya hidup sehari - hari (dari mulai primer, sekunder, sampai dengan tersier). Pada dasarnya, penyakit diabetes disebabkan adanya kelainan dalam jumlah dan kinerja hormon insulin. Gangguan pada hormon tersebut dapat mempengaruhi hampir semua proses metabolisme di dalam tubuh. Setidaknya ada beberapa hal yang menyebabkan terjadinya penyakit diabetes, yaitu :
  • Faktor Genetik atau Keturunan
Penyakit diabetes merupakan penyakit yang cenderung diturunkan bukan ditularkan. Jika kedua orangtua positif menderita diabetes, peluang anaknya menderita diabetes sebesar 83 %. Jika hanya salah satu dari orangtua positif menderita diabetes, peluang anaknya menderita diabetes sebesar 52 %. Sementara itu, jika kedua orangtuanya negatif menderita diabetes, peluang anaknya menderita diabetes sebesar 15 %.
  • Virus Dan Bakteri
Virus dan bakteri juga sebagai salah satu faktor terjadinya diabetes. Misalnya, virus rubela, mumps, dan human coxsackievirus B4. Melalui infeksi sitolitik dalam sel beta, virus ini akan merusak sel. Selain itu, virus ini juga dapat menyerang melalui infeksi auto-imunitas yang menghilangkan autoimun dalam sel bete.
  • Terlalu Banyak Mengkonsumsi Kabohidrat atau Gula
Saat ini, semakin banyak macam makanan yang mengandung gula, seperti berbagai macam kue, makanan ringan, minuman, es krim, permen dan aneka makanan lainnya. Tanpa kita sadari makanan dan minuman tersebut akan mengandung bahaya bagi tubuh kita, jika dikonsumsi dalam jumlah banyak dan secara terus menerus. Makanan tersebut harus dihindari karena kadar gulanya cukup tinggi.
  • Kurang Tidur
Jika kualitas tidur kurang baik, metabolisme tubuh dan sistem kekebalan tubuh bisa terganggu sehinghga mudah terserang penyakit. Para ahli menyatakan bahwa kurang tidur selama hari dapat menurunkan kemampuan tubuh untuk memproses glukosa. Kurang tidur juga dapat merangsang sejenis hormon dalam darah yang memicu nafsu makan. Munculnya nafsu makan tersebut akan mendorong penderita gangguan tidur untuk menyantap makanan berkalori tinggi yang membuat kadar gula darah naik.
  • Rokok, Soda, dan Minuman Beralkohol
Rokok mengandung zat nornikotin, yakni salah satu zat yang mudah menguap (volatil). Keberadaan zat nornikotin dalam tubuh dapat meningkatkan diabetes. Perokok berat yang dapat menghabiskan 1 bungkus rokok perhari beresiko terkena diabetes tiga kali lebih besar dibandingkan dengan orang yang tidak merokok. Sama seperti rokok, kecenderungan meminum minuman bersoda pun akan berpengaruh terhadap peningkatan bobot badan dan resiko diabetes akan semakin tinggi. Para peneliti menyatakan bahwa kenaikan resiko diabetes terjadi karena adanya kandungan pemanis yang ada dalam minuman bersoda. Selain itu, minuman beralkohol juga salah satu faktor pemicu diabetes. Alkohol dapat menyebabkan inflasi kronis di pangkreas yang mengakibatkan produksi insulin mengalami gangguan. 

Pengelolaan Gula Darah Tinggi (Diabetes Melitus)


1. Diet

Terapi pada penderita gula darah tinggi pada dasarnya bertujuan untuk menurukan atau mengendalikan kadar gula darah. Diet ini dilakukan agar penderita gula darah tinggi bisa mencegah atau paling tidak bisa menunda terjadinya komplikasi akut maupun kronis. Bagi penderita diabetes mellitus yang mengalami obesitas, diet adalah salah satu cara yang bisa dilakukan untuk menurunkan resistensi insulin. Penurunan berat badan akan meningkatkan pengambilan gula darah oleh sel dan memeperbaiki pengendalian gula darah.
Diet yang baik merupakan kunci keberhasilan pengelolaan guladarah tinggi. Diet yang dianjurkan adalah makanan dengan komposisi yang seimbang dalam hal karbohidrat, protein dan lemaks esuai dengan kecukupan gizi sebagai berikut:
  • Karbohidrat 60 – 70%
  • Protein 10 – 25%
  • Lemak 20 – 25%
Jumlah kalori harus disesuaikan dengan pertumbuhan, status gizi, umur, stress akut dan kegiatan fisik, yang pada dasarnya ditujukan untuk mempertahankan berat badan ideal. Dari berbagai penelitian,oleh para ahli penurunan berat badant erbukti ampuh mengurangi resistensi insulin dan memperbaiki respon ssel-sel beta terhadap stimulasi gula darah.
Dalam salah satu penelitiand ilaporkan bahwa penurunan 5% berat badan dapat mengurangi HbA1c sebanyak 0,6% (HbA1c adalah salah satu status parameter diabetes mellitus). Selain itu, setiap kilogram penurunan berat badan dihubungkan dengan 3-4 bulan tambahan waktu harapan hidup.
Selain jumlah kalori, yang perlu diperhatikan adalah pemilihan jenis bahan makanan.Dalam hal ini masukan kolestrol tetap diperlukan.Namun jangan melebihi 300 mg perhari. Sumber lemak diupayakan yang berasal dari bahan nabati yang lebih banyak mengandung asam lemak.Adapun protein sebaiknya diperoleh dari ikan, ayam terutama daging dada), tahu dan tempe, karena tidak banyak mengandung lemak.
Masukan serat sangat penting bagi penderita gula darah tinggi, minimal 25 mg perhari.Makanan berserat selain akan menghambat penyerapan lemak, makanan berserat juga dapat membantu mengatasi rasa lapar yang kerap dirasakan penderita diabetes mellitus (gula darah tinggi). Disamping itu makanan sumber serat seperti sayuran dan buah – buahan segar umumnya kaya akan vitamin mineral.
  1. Latihan fisik
Pengelolaan diabetes mellitus bias berjalan lancar apabila antara diet dan latihan fisik bisa seimbang. Latihan fisik yang dilakukan secara teratur setiap hari akan memantau kerja insulin. Latihan fisik juga bisa membakar kalori dalam tubuh sehingga dapat mencegah kegemukan dan juga sangat baik untuk mengatasi adanya resistensi insulin bagi penderita diabetes yang terkena obesitas.
Meskipun latihan fisik ini baik bagi penderita gula darah tinggi (diabetes), tapi penderita juga harus memperhatikan persediaan insulin.Pastikan insulin didalam tubuh cukup. Hal ini karena, apabila persediaan insulin didalam tubuh tidak mencukupi, maka latiha nfisik  yang dilakukan setiap hari justru akan memperburuk keadaan. Berikut ini adalah beberapa kegunaan latihan fisik bagi penderita diabetes melitus yaitu:
  • Meningkatkan kepekaan insulin apabila dikerjakan setiap 1,5 jam sesudah makan dapat mengurangi resistensi insulin dan meningkatkan sensitivitas insulin pada reseptornya.
  • Mencegah kegemukan apabila ditambah lagi pagi dan sore.
  • Meningkatkan kadar kolestrol HDL yang merupakan faktor protektif untuk penyakit jantung coroner.
  • Glikogen otot dan hati menjadi kurang, maka selama latihan akan dirangsang pembentukan glikogenbaru.
  • Menurunkan total kolestrol dan trigliserida dalam darah, karena terjadi pembakaran asam lemak menjadi lebih baik.
Dengan pengelolaan tersebut apabila penderita gula darah tinggi melakukannya secara rutin bukan tidak mungkin gula darah dapat dikendalikan sehingga akan terhindar dari komplikasi penyakit diabetes.

Jadwal Pola Makan Bagi Penderita Diabetes


Jadwal makan yang dianjurkan bagi penderita diabetes adalah enam kali makan dalam sehari. Dengan ketentuan tiga kali makan besar dan tiga kali makan ringan. Hal tersebut dimaksudkan agar lambung tidak kosong dan asupan gula dalam tubuh tetap stabil, tidak melonjak drastis dan juga tidak turun sangat rendah.Adapun jadwal makan yang dianjurkan untuk penderita diabetes adalah setiap tiga jam sekali. Berikut ini adalah contoh pengaturan jadwal makan penderita penyakit diabetes :
– Makan besar I (Sarapan pagi) : pukul 07.00
– Makan ringan I (Snack) : pukul 10.00
– Makan besar II (Makan siang) : pukul 13.00
– Makan ringan II (Snack) : pukul 16.00
– Makan besar III (Makan malam) : pukul 19.00
– Makan ringan III (Snack) : pukul 22.00
Jadwal makan diatas dianjurkan untuk dilakukan tepat waktu mengingat penderita diabetes memiliki kadar gula darah yang belum stabil. Hal ini dikhawatirkan apabila terjadi keterlambatan atau makan tidak teratur maka akan terjadi penyakit gula darah rendah (hipoglikemia).






Adapun khasiat mengkudu penurun gula darah. Klik disini.


1 komentar: